Tim dosen Universitas Bhakti Kencana (UBK) Tasikmalaya menggelar program pengabdian kepada masyarakat bertajuk Optimalisasi Peran Kader Posyandu dalam Mewujudkan Masyarakat Peduli KB (Malika). Kegiatan digelar di wilayah kerja Puskesmas Bantar Kota Tasikmalaya pada Jumat, 8 November 2024. Tim dosen yang terlibat dalam kegiatan tersebut yakni Reni Nurdianti SKM MKM, Ns Heni Aguspita D SKep MKep, H Deni Wahyudi SKp MKep, Hj Mamay Sugiharti SKP Mkes, Bidan Eneng Daryanti Mkes, PhD, Meti Sulastri SST MHKes dan Ns Asep Rahmadiana SKep MKep. Ketua tim pengabdian, Reni Nurdianti SKM MKM, menjelaskan upaya optimalisasi peran kader posyandu dalam mewujudkan Masyarakat Peduli KB (Malika) ini dilatarbelakangi dengan masalah yang ada di lingkungan masyarakat setempat. “Setiap tahun terdapat banyak wanita yang mengalami kehamilan dengan risiko tinggi dan kehamilan dengan faktor risiko. Kehamilan terjadi karena direncanakan ataupun tidak direncanakan. Setiap kehamilan seharusnya merupakan kehamilan yang diinginkan oleh ibunya, termasuk kapan kehamilan dikehendaki dan berapa jumlah anak yang diinginkan,” katanya. Kehamilan yang diinginkan jika kehamilan terjadi pada waktu yang tepat atau memang sudah berkeinginan untuk hamil (intended pregnancy). Namun tidak semua wanita menghendaki dirinya hamil, bahkan dapat menimbulkan perasaan syok dan menyangkal kehamilan tersebut. Dan bahkan akibat dari kehamilan yang tidak direncanakan juga dapat menyebabkan seseorang melakukan aborsi. Karena menganggap kehadiran anak belum di waktunya –belum siap– akibat terlalu dekat jarak melahirkan. Selain itu masih banyaknya pasangan yang berperilaku unmet need di wilayah kerja Puskesmas Bantar dikarenakan kurangna pengetahuan tentang pentingnya keluarga berencana, salah satu penyebabnya adalah kurangnya peran serta dari sistem terkait dalam menyampaikan informasi tentang pentingna keluarga berencana. “Unmet Need adalah kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi, merupakan persentase perempuan kawin 15-49 tahun (PUS) yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi apapun,” ujarnya. Tingginya angka Unmet need menjadi permasalahan penting dalam kependudukan yang masih perlu menjadi perhatian dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atau keluarga dalam kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh Wanita usia subur yang tidak menginginkan kehamilan atau menunda kelahiran untuk yang diinginkan. Untuk itu, tim dosen UBK melalui program pengabdian kepada masyarakat memberikan solusi untuk penanganan masalah masyarakat tersebut yakni peningkatan cakupan pelayanan Keluarga Berencana melalui program Malika (Masyarakat Peduli KB). “Sasarannya adalah PUS/WUS unmet need dan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak),” ujarnya. Bentuk kegiatannya adalah pembentukan dan pembekalan terhadap tim Malika (Masyarakat Peduli KB) sebagai upaya meningkatan pengetahuan dan keterampilan konseling tim yang pada akhirnya masyarakat berperan aktif dalam memberikan informasi dan konseling tentang KB. Diberikan juga materi pada pembekalan tentang metode kontrasepsi antara lain pil kontraselsi, suntik, IUD, implant, MOW dan MOP. PUS dan WUS 4T yang berperilaku unmet need menjadi prioritas garapan, yaitu kelompok tidak ingin anak lagi, dan ingin anak tapi ditunda. Terhadap kelompok tersebut perlu dilakukan edukasi untuk mencari penyebabnya sehingga dapat diberikan solusi dengan menggunakan kontrasepsi modern. “Hal ini tentu saja tidak lepas dari keterlibatan komponen yang ada di masyarakat seperti puskesmas, tokoh masyarakat, PLKB, petugas KUA dan kader posyandu,” ujarnya. Tim Dosen UBK melaksanakan sosialisasi Malika kepada kader posyandu dan sasaran ditiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Bantar, memberikan pemahaman tentang pentingnya perencanaan keluarga melalui program KB, pembentukkan tim Malika di setiap kelurahan, sosialisasi Malika kepada kader posyandu dan sasaran ditiap kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Bantar, memberikan pemahaman tentang pentingnya perencanaan keluarga melalui program KB. “Dengan kegiatan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan masyarakat dan kader tentang KB melalui terbentuknya tim Malika sehingga kehamilan dengan faktor risiko dan risiko tinggi bisa dihindari,” pungkasnya.